Suku Kaili menjadikan musik sebagai bagian dari penyembuhan masyarakat.

Suku Kaili sebagian besar hidup di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. Mereka bermukim di lembah antara Gunung Gawalise, Gunung Nokilalaki Kulawi, dan Gunung Raranggona yang berada di Kabupaten Donggala dan Sigi serta Kota Palu.

Ritual adat Balia pada Suku Kaili diiringi dengan musik tradisional utama yang disebut Lalove.

Lalove yang sekilas terlihat seperti seruling, terbuat dari bilah bambu atau rotan pilihan yang tumbuh di puncak gunung tertinggi, dan merupakan alat musik tiup pentatonik yang memiliki lima kunci utama.

Alat musik Lalove tidak dibuat secara sembarangan. Alang-alang yang dipilih dipotong menjadi simpul-simpul, lalu dikeringkan. Salah satu simpulnya tidak dipotong. Bagian simpul ini disayat sedikit, kemudian dibungkus dengan rotan yang sudah diruncingkan, sehingga diantara sayatan dan lilitan rotan terdapat lubang untuk masuknya udara hasil hembusan. Pada sisi berlawanan dari bagian yang dipotong, dibuat enam lubang dengan ukuran yang sama. Jarak ketiga lubang harus sekitar 2 cm dan jarak antara kelompok tiga lubang harus sekitar 5 cm.

Untuk membuat suara Lalove lebih nyaring, buluh yang lebih besar disambungkan pada ujungnya, sehingga ujung Lalove dapat dimasukkan ke dalam buluh. Buluh yang digunakan untuk memperkeras suara Lalove disebut Solonga.

Alat musik ini mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam mengiringi tarian ritual penyembuhan. Namun belakangan ini alat musik ini banyak digunakan untuk mengiringi tarian kreasi tradisional.

Setiap tahapan pembuatan Lalove yang sakral memerlukan upacara ritual adat yang bisa memakan waktu lama, bahkan hingga berhari-hari. Tentu berbeda dengan Lalove modern yang hanya membutuhkan waktu pembuatan singkat sekitar tiga jam.

Jumlah